jiwa terusir
aku berontak mereka
aku tak terimah penuh amarah kebencian
petang itu aku berlarian pergi dari gubuk kecil disana
sarung dan dua lembar kain baju ku kantongi dalam tas plastiku
aku pergi menyusur sungai
bersembunyi di bilik batu batu besar
lantaran kecewaku menolak kebenaran
tidak menyenangi calon ibu baru ku
dicari seperti tawanan
berhamburan keluargah ayah penuh khawatir
senyap sepi malam gulita mulai menyapa
gemuruh nya gemricik air
dingin menyentuh tubuhku yang kecil
ku berdiam dan mencari kehangatan semakin masuk
kelorong bebatuan.
ku paksakan tidurku untuk menghilangkan beban
rasa semakin menggigil dibayangi mimpi buruku
resah dan ketakutan yang luar biasa
sampai esok kembali pulang menguji kasih sayang
makan dibagi bagi ada yang tersimpan di dalam kendi kendi
aku pun semakin kecewa dan meragukan nya
dalam pikirku
untuk apa....
setiap detik dan menitku adalah pertempuran rasa
yang membakar kesedihan
melawan diri sendiri tanpa mampu bersikap yang berarti
aku kurung diri dalam kamar
aku pukuli diri
aku pukuli hati dan pikiranku
aku pukuli nasib dan menyesali masa ku
berdiri dan tertidur dalam teriakan kecewa
dibalik selimut menahan segala derita
meneteskan air mata hingga kering tak berdaya
terusir mahluk baru yang tak ku kenali
bagai terjajah dalam mimpi buruk
jiwapun goyah dengan kehidupanku sendiri
Ysf.A
aku tak terimah penuh amarah kebencian
petang itu aku berlarian pergi dari gubuk kecil disana
sarung dan dua lembar kain baju ku kantongi dalam tas plastiku
aku pergi menyusur sungai
bersembunyi di bilik batu batu besar
lantaran kecewaku menolak kebenaran
tidak menyenangi calon ibu baru ku
dicari seperti tawanan
berhamburan keluargah ayah penuh khawatir
senyap sepi malam gulita mulai menyapa
gemuruh nya gemricik air
dingin menyentuh tubuhku yang kecil
ku berdiam dan mencari kehangatan semakin masuk
kelorong bebatuan.
ku paksakan tidurku untuk menghilangkan beban
rasa semakin menggigil dibayangi mimpi buruku
resah dan ketakutan yang luar biasa
sampai esok kembali pulang menguji kasih sayang
makan dibagi bagi ada yang tersimpan di dalam kendi kendi
aku pun semakin kecewa dan meragukan nya
dalam pikirku
untuk apa....
setiap detik dan menitku adalah pertempuran rasa
yang membakar kesedihan
melawan diri sendiri tanpa mampu bersikap yang berarti
aku kurung diri dalam kamar
aku pukuli diri
aku pukuli hati dan pikiranku
aku pukuli nasib dan menyesali masa ku
berdiri dan tertidur dalam teriakan kecewa
dibalik selimut menahan segala derita
meneteskan air mata hingga kering tak berdaya
terusir mahluk baru yang tak ku kenali
bagai terjajah dalam mimpi buruk
jiwapun goyah dengan kehidupanku sendiri
Ysf.A
Komentar
Posting Komentar